HUBUNGAN
GURU, ORANG TUA, DAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN
Oleh: Deni Herawan
1. Hubungan Guru dengan Siswa
Membangun
hubungan yang lebih dekat dengan siswa tidak hanya menjadikan guru tersebut
menjadi favorit bagi siswa. Ternyata hubungan yang harmonis antara guru dan
siswa dapat membawa pengaruh yang baik bagi guru dan siswa itu sendiri
Bagi
seorang guru, kedekatan dengan siswa yang diajar memiliki beberapa keuntungan,
yaitu:
·
Lebih
mudah mendapatkan informasi dari siswa
·
Lebih
mudah menyampaikan materi
·
Lebih
leluasa memantau perkembangan siswa
·
Lebih
mudah mengelola kelas/siswa
Guru yang cerdas harus mampu
mencari tahu bagaimana cara mempererat hubungan dengan siswanya, diantaranya
harus:
1. Menunjukan semangat dan
antusisme dalam mengajar
2. Memiliki dan menunjukan
kepribadian yang baik
3. Membuat pembelajaran yang
menyenangkan
4. Mengenali karakter siswa
5. Menghormati siswa, sebagai
makhluk Tuhan dengan derajat yang sama
2. Hubungan guru dengan orang tua
siswa
Pendidikan dalam keluarga merupakan basis pendidikan yang pertama
dan utama. Situasi keluarga yang harmonis dan bahagia akan melahirkan anak atau
generasi-generasi penerus yang baik dan bertanggung jawab. Peran orang tua yang
seharusnya adalah sebagai orang pertama dalam meletakan dasar-dasar pendidikan terhadap
anak-anaknya. Hal ini senada dengan sebuah peribahasa, “ ibu adalah Madrasah
pertama seorang anak” dengan kata lain, pendidikan pertama seorang anak adalah
orangtuanya, dari contoh perilaku, tutur, bahasa, gaya hidup, dan sebagainya.
Kegiatan pendidikan meski tidak sepenuhnya ada di pundak guru
karena keterbatasan waktu, namun dalam poin ini selain fungsi utama sebagai pendidik,
guru juga dituntut untuk bersikap layaknya orang tua yang menganggap anak
didiknya sebagai anak biologisnya, dimana kasih saying, perhatian dan nasihat
yang baik akan senantiasa mengalir dari setiap perilaku guru tersebut di
sekolah.
Dari kedua pernyataan tersebut, penulis menarik kesimpulan bahwa:
1.
Orang
tua dirumah harus bisa berperan sebagai guru terhadap anak biologisnya. Bukan berarti
harus mengajarkan ilmu pengetahuan, namun lebih condong ke pembiasaan adab yang
baik dalam kehidupan sehari-hari
2.
Guru
di sekolah harus bisa memposisikan diri sebagai pendidik yang mengajarkan ilmu
pengetahuan, namun juga memberikan waktu atau wadah bagi siswa mengekspresikan berbagai
hal terkait berbagai hal tentang siswa itu sendiri. Dan juga guru mesti
mengajarkan tentang hal hal yang secara kontekstual berhubungan langsung dengan
kehidupan siswa.
3.
Guru
dan orang tua harus memposisikan diri sebagai sahabat bagi anak anaknya. Ini sejalan
dengan cara ‘Ali Bin Abi Thalib RA dalam mendidik anak: 1. tujuh tahun pertama
didiklah anak anak kalian sebagai seorang Raja. 2) Tujuh tahun kedua, didiklah
anak-anak kalian sebagai seorang tawanan, dan 3)tujuh tahun ke 3, didiklah anak
–anak kalian sebagai seorang sahabat.
Meskipun
demikian, perlu adanya upaya bagaimana seorang guru menjalin komunikasi dengan
orang tua siswa agar tujuan-tujuan tersebut bisa terwujud.
Allohu’alam
Bissowaab….
Daftar
Pustaka:
Oni Taliawo
(2019), Hubungan kerjasama orangtua dan guru dalam meningkatkan minat belajar, Vol.
12 No. 4 / Oktober Desember 2019
https://poskita.co/2020/03/07/menjadikan-guru-sebagai-orangtua-di
sekolah/#:~:text=Selain%20sebagai%20pendidik%20dan%20pengajar,hal%20yang%20berhubungan%2
dengan%20sekolah.
https://sumbar.kemenag.go.id/v2/post/53307/peran-guru-sebagai-pendidik-orang-tua-sekaligus-sahabat-bagi-siswa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar