Selasa, 19 Juli 2022

 

 

HUBUNGAN GURU, ORANG TUA, DAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN

Oleh: Deni Herawan

 

1.    Hubungan Guru dengan Siswa

Membangun hubungan yang lebih dekat dengan siswa tidak hanya menjadikan guru tersebut menjadi favorit bagi siswa. Ternyata hubungan yang harmonis antara guru dan siswa dapat membawa pengaruh yang baik bagi guru dan siswa itu sendiri

 

Bagi seorang guru, kedekatan dengan siswa yang diajar memiliki beberapa keuntungan, yaitu:

·         Lebih mudah mendapatkan informasi dari siswa

·         Lebih mudah menyampaikan materi

·         Lebih leluasa memantau perkembangan siswa

·         Lebih mudah mengelola kelas/siswa

Guru yang cerdas harus mampu mencari tahu bagaimana cara mempererat hubungan dengan siswanya, diantaranya harus:

1.    Menunjukan semangat dan antusisme dalam mengajar

2.    Memiliki dan menunjukan kepribadian yang baik

3.    Membuat pembelajaran yang menyenangkan

4.    Mengenali karakter siswa

5.    Menghormati siswa, sebagai makhluk Tuhan dengan derajat yang sama

 

2.    Hubungan guru dengan orang tua siswa

Pendidikan dalam keluarga merupakan basis pendidikan yang pertama
dan utama. Situasi keluarga yang harmonis dan bahagia akan melahirkan anak atau generasi-generasi penerus yang baik dan bertanggung jawab. Peran orang tua yang seharusnya adalah sebagai orang pertama dalam meletakan dasar-dasar pendidikan terhadap anak-anaknya. Hal ini senada dengan sebuah peribahasa, “ ibu adalah Madrasah pertama seorang anak” dengan kata lain, pendidikan pertama seorang anak adalah orangtuanya, dari contoh perilaku, tutur, bahasa, gaya hidup, dan sebagainya.

Kegiatan pendidikan meski tidak sepenuhnya ada di pundak guru karena keterbatasan waktu, namun dalam poin ini selain fungsi utama sebagai pendidik, guru juga dituntut untuk bersikap layaknya orang tua yang menganggap anak didiknya sebagai anak biologisnya, dimana kasih saying, perhatian dan nasihat yang baik akan senantiasa mengalir dari setiap perilaku guru tersebut di sekolah.

Dari kedua pernyataan tersebut, penulis menarik kesimpulan bahwa:

1.      Orang tua dirumah harus bisa berperan sebagai guru terhadap anak biologisnya. Bukan berarti harus mengajarkan ilmu pengetahuan, namun lebih condong ke pembiasaan adab yang baik dalam kehidupan sehari-hari

2.      Guru di sekolah harus bisa memposisikan diri sebagai pendidik yang mengajarkan ilmu pengetahuan, namun juga memberikan waktu atau wadah bagi siswa mengekspresikan berbagai hal terkait berbagai hal tentang siswa itu sendiri. Dan juga guru mesti mengajarkan tentang hal hal yang secara kontekstual berhubungan langsung dengan kehidupan siswa.

3.      Guru dan orang tua harus memposisikan diri sebagai sahabat bagi anak anaknya. Ini sejalan dengan cara ‘Ali Bin Abi Thalib RA dalam mendidik anak: 1. tujuh tahun pertama didiklah anak anak kalian sebagai seorang Raja. 2) Tujuh tahun kedua, didiklah anak-anak kalian sebagai seorang tawanan, dan 3)tujuh tahun ke 3, didiklah anak –anak kalian sebagai seorang sahabat.

Meskipun demikian, perlu adanya upaya bagaimana seorang guru menjalin komunikasi dengan orang tua siswa agar tujuan-tujuan tersebut bisa terwujud.

Allohu’alam Bissowaab….

 

Daftar Pustaka:


Oni Taliawo (2019), Hubungan kerjasama orangtua dan guru dalam meningkatkan minat belajar, Vol. 12 No. 4 / Oktober Desember 2019

https://poskita.co/2020/03/07/menjadikan-guru-sebagai-orangtua-di sekolah/#:~:text=Selain%20sebagai%20pendidik%20dan%20pengajar,hal%20yang%20berhubungan%2 dengan%20sekolah.

https://sumbar.kemenag.go.id/v2/post/53307/peran-guru-sebagai-pendidik-orang-tua-sekaligus-sahabat-bagi-siswa

 


Tidak ada komentar: